Apa itu fakir miskin? Simak penjelasan lengkap tentang makna, kriteria, dan hak-hak mereka menurut Al Quran serta cara berbagi untuk membantu.
Ketika berbicara tentang fakir miskin, apa yang ada di pikiran Anda? Mungkin gambaran tentang seseorang yang kekurangan atau hidup di bawah garis kemiskinan.
Namun, tahukah Anda bahwa istilah “fakir” dan “miskin” sebenarnya memiliki definisi yang spesifik dan sering kali berbeda, terutama dalam konteks agama Islam?
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang apa itu fakir miskin, termasuk pengertiannya dalam Al Quran, perbedaan mendasar antara fakir dan miskin, kriteria untuk golongan ini, hingga hak-hak yang seharusnya mereka peroleh.
Jangan lewatkan juga cara berbagi yang dapat memberikan dampak besar bagi mereka yang membutuhkan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Table of Contents
ToggleApa Itu Fakir Miskin?
Secara umum, istilah fakir dan miskin digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang hidup dalam kekurangan. Namun, dalam konteks Islam dan sosial, kedua istilah ini memiliki arti yang lebih spesifik.
Definisi Fakir
Fakir adalah seseorang yang hampir tidak memiliki apa-apa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fakir biasanya berada di titik paling bawah dalam skala kesejahteraan. Mereka mungkin tidak memiliki penghasilan sama sekali atau memiliki penghasilan yang sangat minim.
Definisi Miskin
Miskin, di sisi lain, adalah seseorang yang memiliki penghasilan, tetapi penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Mereka mungkin memiliki pekerjaan atau sumber penghasilan, tetapi tetap berada dalam kondisi sulit.
Jadi, perbedaan mendasar antara fakir dan miskin adalah tingkat ketercukupan dalam memenuhi kebutuhan dasar.
Perbedaan Fakir dan Miskin Dalam Al Quran
Dalam Al Quran, istilah fakir dan miskin disebutkan beberapa kali, dengan konteks yang berbeda. Salah satu ayat yang terkenal adalah Surat At-Taubah ayat 60, yang menjelaskan golongan yang berhak menerima zakat, termasuk fakir dan miskin.
Makna Fakir dan Miskin Dalam Al Quran:
- Fakir: Digambarkan sebagai seseorang yang sangat membutuhkan, tetapi tidak meminta-minta karena merasa malu.
- Miskin: Seseorang yang kekurangan, tetapi masih memiliki sedikit harta atau penghasilan.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa Islam sangat detail dalam memperhatikan kebutuhan umatnya, termasuk mereka yang membutuhkan.
Kriteria Golongan Fakir dan Miskin

Untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam golongan fakir atau miskin, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan.
Pendekatan ini tidak hanya didasarkan pada jumlah penghasilan, tetapi juga pada tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.
Berikut adalah penjelasan mendalam tentang kriteria-kriteria tersebut:
1. Kriteria Miskin Berdasarkan Had Kifayah
Had Kifayah adalah standar kebutuhan minimum yang diperlukan seseorang untuk menjalani hidup dengan layak sesuai syariat Islam.
Had Kifayah tidak hanya mencakup kebutuhan fisik tetapi juga aspek spiritual, pendidikan, dan sosial. Standar ini sering digunakan dalam distribusi zakat untuk memastikan penerimanya benar-benar memenuhi kriteria.
Apa saja yang termasuk dalam Had Kifayah?
- Makanan: Kebutuhan gizi harian yang mencukupi.
- Pakaian: Sandang yang sesuai dengan norma kesopanan dan cuaca.
- Tempat Tinggal: Rumah yang layak dan aman.
- Pendidikan: Akses untuk belajar yang memadai.
- Kesehatan: Perawatan kesehatan dasar.
Kategori Fakir Berdasarkan Had Kifayah:
- Fakir adalah individu atau keluarga yang tidak mampu memenuhi setengah dari kebutuhan dasar Had Kifayah. Contohnya, seseorang yang tidak memiliki penghasilan atau hanya memiliki penghasilan sangat kecil yang hanya cukup untuk sebagian kecil dari makanannya sehari-hari.
Kategori Miskin Berdasarkan Had Kifayah:
- Miskin adalah mereka yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan Had Kifayah, tetapi masih mengalami kekurangan. Misalnya, seorang pekerja harian yang pendapatannya cukup untuk makan tetapi tidak cukup untuk pendidikan anak atau kebutuhan lainnya.
2. Kriteria Miskin Berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah standar yang lebih luas daripada Had Kifayah. KHL melibatkan semua kebutuhan dasar yang dianggap penting untuk menjaga martabat manusia di masyarakat modern. Standar ini sering digunakan oleh pemerintah dalam menetapkan kebijakan upah minimum regional (UMR).
Apa yang dimaksud dengan KHL? KHL mencakup elemen-elemen berikut:
- Pangan: Kebutuhan makanan yang cukup gizi.
- Papan: Tempat tinggal dengan fasilitas dasar seperti air bersih dan listrik.
- Kesehatan: Akses ke layanan medis dan obat-obatan.
- Pendidikan: Pendidikan dasar hingga menengah untuk anak-anak.
- Fasilitas Publik: Akses transportasi dan komunikasi.
Kategori Fakir Berdasarkan KHL:
- Fakir adalah orang-orang yang sama sekali tidak memiliki akses terhadap KHL. Mereka mungkin hidup tanpa tempat tinggal tetap, tidak mampu membeli makanan sehat, atau tidak memiliki akses ke layanan kesehatan sama sekali.
Kategori Miskin Berdasarkan KHL:
- Miskin adalah individu atau keluarga yang memiliki akses terbatas terhadap KHL. Misalnya, mereka tinggal di rumah kecil yang kurang layak atau memiliki penghasilan yang cukup untuk makanan tetapi tidak untuk kebutuhan kesehatan.
3. Kriteria Miskin Berdasarkan Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang atau keluarga berada dalam kategori miskin. Garis ini sering dihitung berdasarkan pendapatan minimum per kapita, yang ditetapkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan biaya kebutuhan pokok.
Bagaimana Garis Kemiskinan Dihitung?
- Garis kemiskinan dihitung berdasarkan harga kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Di Indonesia, garis kemiskinan biasanya diukur dengan pendapatan per kapita bulanan.
Kategori Fakir Berdasarkan Garis Kemiskinan:
- Fakir adalah mereka yang penghasilannya di bawah 50% dari garis kemiskinan. Misalnya, jika garis kemiskinan ditetapkan pada Rp500.000 per bulan, maka fakir adalah mereka yang memiliki penghasilan kurang dari Rp250.000 per bulan.
Kategori Miskin Berdasarkan Garis Kemiskinan:
- Miskin adalah mereka yang memiliki penghasilan mendekati garis kemiskinan tetapi masih berada di bawahnya. Contohnya, seseorang yang memiliki penghasilan antara Rp250.000 hingga Rp499.000 per bulan.
4. Perbedaan Had Kifayah dengan Standar Lainnya
Had Kifayah berbeda dengan KHL atau garis kemiskinan karena fokusnya tidak hanya pada aspek ekonomi tetapi juga mencakup aspek sosial dan spiritual. Berikut adalah perbedaannya:
- Fokus Spiritual:
Had Kifayah mencakup kebutuhan untuk menjalankan kewajiban agama, seperti zakat, sedekah, atau pendidikan agama, yang mungkin tidak diperhitungkan dalam KHL atau garis kemiskinan. - Pendekatan Personal:
Had Kifayah mempertimbangkan kebutuhan individu secara lebih personal dan spesifik. Contohnya, seorang anak membutuhkan pendidikan dasar, sementara orang dewasa mungkin membutuhkan pekerjaan yang layak. - Standar Lokal:
KHL dan garis kemiskinan sering kali disesuaikan dengan kondisi ekonomi lokal atau nasional, sedangkan Had Kifayah memiliki dasar dari syariat Islam yang dapat diterapkan di berbagai konteks.
Hak-Hak Fakir Miskin
Islam memberikan perhatian khusus kepada fakir miskin melalui berbagai hak yang harus dipenuhi oleh masyarakat dan pemerintah.
1. Mendapatkan Bantuan
Fakir miskin berhak mendapatkan bantuan baik dalam bentuk zakat, sedekah, maupun bantuan sosial lainnya.
2. Mendapatkan Perlindungan
Pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak fakir miskin, termasuk menyediakan tempat tinggal yang layak dan akses kesehatan.
3. Mendapatkan Kasih Sayang
Selain bantuan material, kasih sayang dan perhatian juga menjadi hak fakir miskin. Hal ini penting untuk menjaga martabat mereka sebagai manusia.
Yuk Berbagi untuk Fakir Miskin
Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi. Anda bisa memulai dengan hal kecil seperti menyisihkan sebagian penghasilan untuk sedekah atau membantu mereka yang membutuhkan di sekitar Anda.
Baca Juga : Sedekah Fakir Miskin Online Dengan Cara Mudah dan Aman
Salah satu cara terbaik untuk berbagi adalah melalui platform terpercaya seperti Kitabersedekah.com. Dengan berbagi, Anda tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkuat rasa syukur dan empati dalam diri sendiri.
Dengan memahami lebih dalam tentang apa itu fakir miskin, kita bisa lebih bijaksana dalam membantu mereka. Jangan ragu untuk berbuat baik, karena kebaikan kecil yang Anda lakukan dapat membawa perubahan besar dalam hidup orang lain.
Yuk, mulai sekarang!














